Pages

RSS

Kamis, 13 Januari 2011

Emira, Cintaku...

Tak terasa Emira Ayesha Rihab, putri pertamaku sudah berusia 5 bulan, serasa baru kemarin aku melahirkannya. Sungguh pengalaman yang sangat luar biasa bagiku, mengandung dan melahirkan seorang anak, it’s like a dream.

Pada 9 Agustus, sehari sebelum Ramadhan, ia lahir dengan berat 2,8 kg, berat yang pas bagiku, yang bertubuh kecil. Ia lahir dua minggu lebih awal dari perkiraan semula yang diperkirakan akhir Agustus, memang sih tepat di minggu ke 38, atau pas sembilan bulan.
Sewaktu tujuh bulan usia kandunganku, dokter melihat kejanggalan pada plasentaku. Ada titik-titik putih di plasentaku yang semakin hari semakin banyak. Dokter menyatakan plasenta janinku mengalami pengapuran.


Pengapuran pada plasenta merupakan tanda menuanya plasenta yang bisa dilihat saat pemeriksaan USG. Akan tampak seperti bintik putih yang tersebar dari dasar plasenta hingga permukaannya.

Pengapuran plasenta sebenarnya deposit kalsium, akibat pecahnya pembuluh darah kecil yang pecah sehingga terjadi penimbunan kalsium. Bila terjadi pada trimester ketiga usia kehamilan, pengapuran plasenta masih dianggap normal. Dapat berbahaya jika terjadi pengapuran pada awal kehamilan.

Deposit ini bisa menyebabkan jaringan plasenta yang ditempatinya menjadi jaringan ikat. Deposit ini juga bisa menyumbat pembuluh darah di plasenta. Bukan tidak mungkin, malfungsi plasenta ke janin menjadi buruk. Pun asupan nutrisi dan oksigen yang semestinya diterima janin menjadi terhambat.

Selain itu, pengapuran plasenta juga bisa diakibatkan oleh paparan asap rokok, baik perokok aktif maupun pasif, stres, terlalu sering makan makanan berpenyedap rasa dan berpengawet.

Memang selama trimester pertama, dokter menyarankan aku untuk bed rest, karena aku pernah mengalami keguguran sebelumnya. Selama itu pula aku jarang keluar rumah, akibatnya aku sering uring-uringan. Selain itu pula, pada trimester kedua aku suka banget makan permen.

Entah ada pengaruhnya tidak pada plasenta, namun satu hal yang kami yakini, terlepas apa yang mengakibatkan terjadinya pengapuran plasenta pada janinku, yaitu ia tak sabar untuk bertemu kami orangtuanya J

Pada bulan ke delapan, pengapurannya semakin banyak, kalsifikasi ketiga. Kalsifikasi plasenta sendiri secara USG dikategorikan menjadi empat grade. Grade 0 = tidak ditemukan kalsifikasi; 1 = terlihat sedikit gambaran kalsifikasi; 2 = ditemukan dengan mudah kalsifikasi setengah lingkaran dan grade 3 = banyak ditemukan kalsifikasi berbentuk lingkaran.

Karena hal ini, dokter menganjurkanku 2 minggu sekali untuk check up. Beliau juga melarangku banyak jalan, naik-turun tangga (padahal menurut nasihat para orangtua, banyak jalan kaki atau naik-turun tangga akan mempermudah jalan lahir si bayi). Hal ini bisa menyebabkan ketuban pecah sebelum waktunya, dan janinku dapat keracunan, kata dokter.
Tanggal 9 Agustus pagi adalah tempo yang diberikan dokter untuk pemeriksaan terakhir sebelum kehamilanku diusaikan, karena takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Awalnya kami berharap, janinku bisa lahir tepat di bulan Ramadhan. Namun Allah berkata lain, ternyata ketika pemeriksaan itu, air ketuban sudah merembes. Mau tak mau, aku harus segera melahirkan Emira.
Jam 12.30 siang perawat memberiku obat pemacu kelahiran, dan 11.30 malam alhamdulillah akhirnya Emira lahir normal. Rentang sebelas jam sebelum kelahiran Emira, aku termenung di antara rasa sakit; ternyata menjadi seorang ibu sangatlah berat, apalagi ketika proses pembukaan 1 sampai 10 rasanya sungguh-sungguh sakit. Aku membayangkan ibuku yang melahirkanku dengan rasa sakit yang sama, sungguh sebuah perjuangan yang sangat melelahkan.

Untungnya ibu dan suamiku dapat masuk ke ruang persalinan, proses melahirkannya mirip adegan di film 3 Idiots—terutama adegan di mana Mona akan melahirkan. Sewaktu akan mengejan, Mona memukul Rancho karena ribut menyuruhnya mendorong janin. Aku pun memukul suamiku karena ia terus menyuruhku berdoa, padahal dari awal masuk ruang persalinan aku selalu berdoa. Bisikannya yang berisik malah membuat konsentrasi dan ketenanganku buyar ( hehe maaf ya honey...)

Ah... tak terasa  5 bulan sekarang ia sudah belajar tengkurap, bahkan mencoba merangkak mundur seperti tentara, atau anak KAMMI yang lagi DM2 J. Tubuhnya kini pun membesar, seperti mengejar kekurangan berat tubuhnya sewaktu di dalam kandungan.

Semoga kau tumbuh menjadi anak yang bermanfaat bagi semuanya Nak, doa anne dan aba selalu menyertaimu...

2 komentar:

Ridwan Hidayat mengatakan...

Mba, ade Emira lucu, hehe.. habis negliat malam tadi. Semoga jadi akhwat sholeh yang akan mampu mengalahkan kepintaran ayahnya, amien..

Teh Yuni mengatakan...

amin.. smg om Ridwan cepat punya juga,hehe..

Posting Komentar