“Eh Ran, sebenarnya kemarin ada ikhwan yang sudah siap nikah lho, tapi kami tidak jadi menawarkannya ke dirimu” ungkapku suatu hari ke seorang sahabat nun jauh di kota Udang lewat dunia maya.
“Emang kenapa teh?” tanyanya
“Soalnya ia cari akhwat yang berasal dari suku Jawa” jawabku
“Oh..soal itu juga aku pun bingung suku-ku apa, Jawa bukan Sunda juga bukan” celotehnya, “soalnya bahasa keduanya pun aku ga bisa” tambahnya.
Meski mendiang kedua orangtuanya berasal dari Bandung yang notabene suku Sunda, ia lahir dan besar di kabupaten Cirebon . Ia merasa tidak pas jika disebut orang Sunda, namun ia juga kurang sreg jika disebut orang Jawa. Karena ia merasa tidak mempunyai kemampuan berbahasa kedua suku tersebut, dari kecil ia selalu berkomunikasi dengan memakai bahasa Indonesia.